• Kesenian 1

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 2 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 3 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 4 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • This is default featured slide 5 title

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 23 Maret 2017

25. APRESIASI KARYA SENI RUPA

Apresiasi karya seni rupa
1. Pengertian Apresiasi Seni

Image by: log.viva.co.id
Kata apresiasi berasal dari bahasa Inggris " to apresiatic " artinya menghargai. Apreciton = penghargaan. Jadi apresiasi adalah penikmatan karya seni dengan adanya pengertian yang baik. Aristoteles menyatakan bahwa penikmatan tidak cukup dengan melalui mutu karya semata-mata, namun juga melalui tinjauan tentang seluk beluk karya seni.

Apresiasi setiap orang terhadap karya seni berbeda-beda, tergantung pada daya kemampuan suatu karya seni. Tingkat apresiasi dapat dibedakan sebagai berikut:

a. peminat seni
yaitu orang yang memiliki perhatian terhadap seni.
b. pelaku seni
yaitu orang yang telah dapat melaksanakan kegiatan seni.
c. pencipta seni
yaitu orang yang telah dapat menciptakan suatu karya seni.
d. kritikus seni,
yaitu orang yang telah dapat menilai serta memberikan tanggapan terhadap karya seni.
2. Menentukan Kriteria Karya Seni
Sikap apresiatif terhadap karya seni rupa dapat dilakukan dengan cara memberikan penilaian terhadap karya seni yang dilihat. Sebuah karya seni rupa dikatakan baik apabila memenuhi beberapa kriteria antara lain:

a. Ide atau gagasan
Karya seni rupa yang baik harus original maksudnya menampilkan suatu gagasan atau ide baru yang belum pernah ada sebelumnya. Gagasan itu biasa dalam bentuk wujud atau aspek lainnya, sehingga tidak bersifat peniruan.

b. Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk mengolah apa yang sudah ada menjadi sesuatu yang baru dan memiliki nilai seni yang lebih tinggi.

c. Gaya perseorangan
Karya seseorang berbeda dengan karya orang lain. Karena setiap orang memiliki perbedaan interpretasi, pengalaman batin, visi, dan filosofi yang berbeda. Hal ini akan memunculkan gaya perseorangan dalam berkarya.

d. Teknik dan representasi
Teknik representasi disini dimaksudkan bagaimana seseorang mampu memilih dan mengolah bahan secara tepat sehingga tercipta suatu karya yang benar-benar bagus secara keseluruhan.

Prinsip mengapresiasi yaitu sebagai berikut:

a. Mengerti prinsip komposisi
meliputi irama, proposal, keseimbangan, kesatuan, dan pusat perhatian.
b. Mengerti prinsip seni rupa
meliputi titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, dan lain-lain.

Proses mengapresiasi, yaitu melihat karya kemudian merasakan, berempati, kemudian muncul pendapat pribadi untuk menyebutkan kelebihan, kekurangan, kemudian menilai. Sebuah apresiasi dapat di pandang berdasarkan pandangan subjektif dan pandangan objektif.

Pandangan subjektif yaitu pandangan yang dipengaruhi oleh perasaan yang sifatnya pribadi dan khusus. Sedangkan pandangan objektif yaitu pandangan yang mempunyai landasan/dasar pemikir yang jelas.

a. Dasar Apresiasi
Norma subjektif, Norma objektif.
b. Unsur-unsur apresiasi
Nilai keindahan, Nilai kebenaran, Nilai kebaikan.
c. Tahap-tahap apresiasi
Proses Analis, Proses Menemukan Data, Proses Menyimpulkan, Proses Menanggapi.
3. Mengapresiasi Karya Seni Rupa Murni

Adapun tahapan dalam mengapresiasi karya seni rupa murni seperti seni lukis, seni patung, dan seni grafis adalah sebagai berikut.

a. Tahap Awal
Tahap awal merupakan tahap ketika seseorang pengamat melihat sebuah karya, baik karya yang dipamerkan maupun melihat karya tertentu secara sekilas. Tahap ini disebut juga dengan tahap perkenalan.

b. Tahap Penghayatan
Dalam tahap penghayatan, seorang apresiator akan berfikir sejenak atau lama bergantung pada pengetahuan yang dimilikinya. Proses penghayatan ini merupakan tahap yang penting dan utama dalam mengapresiasi karya.

c. Tahap Penilaian
Tahapan penilaian merupakan pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu tentang bernilai atau berharganya suatu karya seni. Tahapan ini juga dapat dikatakan sebagai tahapan penghargaan dengan menentukan apakah karya yang sedang diapresiasi baik atau indah.


Apresiasi karya seni rupa murni

1. Pengertian seni rupa murni
    Seni Rupa Murni adalah : hasil karya seni rupa yang dalam penciptaannya hanya mengutamakan keindahan atau art for art atau fine art yaitu seni untuk seni.

    Contoh karya seni rupa murni antara lain adalah
    Patung pada candi Borobudur, Ukiran pada nisan makam Syeh Maulana Malik Ibrahim, Lukisan Pitamaha Bali, Lukisan Young Artis Bali, Lukisan karya Afandi, Karya seni patung 
    Asmat, seni Patung Keruak Lombok Timur dll.

2. Pengertian seni rupa murni daerah setempat
    Seni Rupa Murni Daerah setempat adalah karya seni rupa murni yang menggambarkan adanya nilai-nilai budaya daerah setempat.

    a. Gaya Seni Rupa Murni daerah setempat
        a.1.   Gaya Primitif ( Prima ) atau pokok atau yang mendasar atau sederhana yang terjadi pada jaman prasejarah
        a.2.   Gaya Klasik atau kuno atau tradisional yang terjadi pada masa Hindu Budha di Indonesia. Gaya ini mengalami perubahan dari primitif ( sederhana ) menjadi bentuk yang
                 rumit dan ornamintal.

3. Aliran seni rupa murni
    a. Aliran Romantis, yaitu aliran yang menggambarkan kehidupan manusia dan binatang
    b. Aliran Naturalis, yaitu aliran yang menggambarkan keadaan alam
    c. Aliran Realis, Yaitu aliran yang menggambarkan keadaan yang nyata
    d. aliran Ekspresionis, yaitu aliran yang menggambarkan adanya kebebasan dalam media, teknik dan tema lukisan
    e. Aliran Naifisme, yaitu aliran yang menggambarkan kekana-kanakan seolah – olah pelukis baru belajar melukis
    f. Aliran Impresionesme, yaitu aliran menggambarkan kesan sesaat
    g. Aliran Surialisme, yaitu aliran yang menggambarkan sesuatu yang berlebihan, asing dan aneh
    h. Aliran Kubisme, yaitu aliran yang bidang-bidangnya berbentuk segi empat
    i. Aliran Pop Art yaitu aliran seni yang berkembang dan dipengaruhi budaya modern yang popular di masyarakat
Apresiasi adalah sikap kepekaan dalam menghargai, mengagumi, dan menilai sebuah karya seni. Apresiasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu apresiasi pasif dan aktif. Apresiasi pasif tumbuh seiring dengan pembiasaan yang sifatnya pasif sampai pada tahap menilai. Adapun apresiasi aktif, yaitu apresiasi pasif yang disertai pembuatan karya
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam mengkaji atau menilai sebuah karya seni, yaitu berkaitan dengan nilai bentuk dan nilai isi.

  • Nilai Bentuk 
Nilai bentuk berkaitan dengan hal yang sifatnya indrawi, artinya penyerapan visual dengan mata menjadi acuan dalam apresiasi. Nilai bentuk karya seni rupa disebut juga nilai intrinsik. Bentuk karya disebut juga sebagai bahan atau media yang secara fisik dapat dipersepsi oleh mata pengamat dan wujudnya berupa unsur-unsur fisik seni rupa. Misalnya, garis, bidang, bentuk, ruang, tekstur, warna, dan nada gelap terang.
  • Nilai Isi 
Nilai isi disebut juga nilai ekstrinsik dan bersifat nonfisik karena berada dibalik wujud karya. Nilai isi pada karya seni rupa hadir melalui pengolahan unsur-unsur fisik. Seorang pengamat setelah menikmati nilai-nilai fisik akan menangkap isiatau pesan perupa yang terdapat pada karya, misalnya komposisi, gagasan, pesan, perlambangan tema, gaya, kemampuan teknik, dan bakat perupa dalam mengolah nilai-nilai bentuk.
Pada saat menikmati karya yang menimbulkan sikap simpati akan muncul getaran yang menuntun sikap empati (lebur dengan objek), sikap ini merupakan tingkatan apresiasi tertinggi. 

2. Apresiasi Karya Seni Rupa 

Untuk menghindari kesimpangsiuran, apresiasi seni rupa harus dilakukan dengan menggunakan pendekatan tertentu, diantaranya adalah : 
  • Pendekatan Mimetik 
Melalui pendekatan ini, sebuah karya dinilkai kaitannya dengan kenyataan yang ada di alam. Misalnya, lukisan binatang akan dilihat kemiripannya dengan binatang sesungguhnya yang hidup di alam.
  • Pendekatan Ekspresif 
Melalui pendekatan ini, apresiasi karya seni rupa dilakukan dengan menilai ungkapan atau ekspresi perupa yang diwujudkan ke dalam karya. Misalnya, kelugasan dalam mempergunakan media dan teknik tertentu dapat dijadikan acuan dalam menilai ekspresinya.
  • Pendekatan Struktural 
Melalui pendekatan ini, apresiasi karya seni rupa dilakukan dengan menilai kesatuan utuh karya dengan strukturnya. Aspek kebentukan karya yang terdiri atas unsur-unsur pendukungnya dpat menjadi landasan penilaian.
  • Pendekatan Semiotik 
Melalui pendekatan ini, apresiasi karya seni rupa dilakukan dengan menilai kandungan berbagai tanda yang ingin disampaikan seorang perupa kepada penikmatnya. Berdasarkan hal tersebut dapat dibuat berbagai tafsir atas karya yang dilihat.

3. Jenis-Jenis Karya Seni Rupa Terapan Nusantara

Khazanah karya seni rupa terapan Nusantara tidak dapat terhitung jumlahnya. Di seluruh wilayah Indonesia, diproduksi berbagai jenis, bentuk, hiasan, gaya, media, teknik, dan fungsi benda yang dapat diklasifikasikan sebagai karya seni rupa terapan.

a. Pakaian 

Dari segi bentuk dan bahannya, kebutuhan pakaian manusia bermacam-macam. Bahannya ada yang berasal dari hasil budi daya tumbuhan, seperti kapas yang dipintal menjadi benang untuk ditenun menjadi sehelai kain atau serat tumbuhan dan bahan kulit kayu yang diolah sampai menyerupai kain.

b. Perhiasan 

Keinginan menghias tubuh sudah ada sejak dimulainya peradaban manusia. Bahannya ada yang dari serat tumbuhan atau ranting; bagian tubuh binatang, seperti taring, kulit, atau kepalanya yang diawetkan; aneka batu mulia; dan logam. Perhiasan dapat dikenakan pada bagian kepala, telinga, hidung, leher, perut, tangan , jemari dan kaki.

c. Senjata 

Senajat tradisional daerah tertentu mempunyai keunikan, baik dari segi bentuk, bahan, teknik pembuatan,maupun hiasannya.Bentuknya ada yang berupa pisau, keris, golok, dan tombak.

d. Topeng dan Wayang 

Topeng dan wayang merupakan jenis karya seni rupa terapan yang berkaitan dengan cabang seni yang lain, yaitu seni tari, musik, dan teater. Penggunaan seni rupa sangat jelas fungsinya dalam kriya topeng dan wayang.

e. Kemasan 

Kemasan atau wadah untuk makanan atau benda lainnya amat beragam. Jenis makanan tertentu identik dengan kemasan yang membungkusnya. 

f. Alat Transportasi 

Kendaraan menjadi alat angkut yang penting dlam kehidupan manusia. Kendaraan tradisional, jenisnya ada yang dihela binatang atau dikayuh oleh manusia, seperti becak, sampan, delman, atau pedati.

g. Bangunan 

Fungsi bangunan sebagai kebutuhan primer manusia dapat dibedakan menjadi banguna sehari-hari (profan) dan bangunan keagamaan (sakral). Rumah tinggal dan rumah adat termasuk bangunan sehari-hari.

h. Peralatan Rumah Tangga 

Peralatan rumah tangga tidak hanya termasuk sebagai barang fungsional karena hampir pada semua peralatan rumah tangga terdapat sentuhan seni.

i. Benda Ritual 

Peralatan untuk kepentingan upacara menjadi benda yang secara khusus dipersiapkan sebagian besar suku bangsa yang ada di Indonesia. Bentuknya dapat berupa sesajen atau benda-benda upacara-upacara adat atau keagamaan.

j. Alat Musik 

Perangkat yang dapat menghasilkan suara disebut alat musik, baik yang dipetik, dipukul, ditabuh, ditiup, maupun digesek. Bahannya dari bambu, kayu, logam, atau kulit hewan. 

k. Ragam Hias 

Pembuatan ragam hias sangat bergantung pada benda yang dihiasnya. Ragam hias Nusantara dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1) Ragam hias Flora atau tumbuhan
2) Ragam Hias Fauna Atau Hewan
3) Ragam hias manusia
4) Ragam hias geometris
5) Ragam hias kaligrafi
6) Ragam hias lainnya
Gambar seni rupa murni
    


 
Gambar seni rupa terapan
 
 
SUMBER : http://sobowarnet.blogspot.co.id/2015/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Share:

24. TEATER MODERN

Contoh Teater Modern Perkembangan dan Pertunjukan Teater Modern

Contoh Teater Modern Perkembangan dan Pertunjukan Teater Modern - Setelah masa kejayaan zaman Yunani dan Romawi seni teater berkembang di berbagai negara seperti Italia, Jerman, Norwegia, Rusia, Inggris dan Amerika. Baca Seni Teater Tradisional.
Teater Modern ini memiliki berbagai fungsi yang kompleks dari fungsi hiburan hingga sebagai sarana untuk berekspresi dari para pemain untuk menyampaikan pesan moral dan juga pendidikan. Contoh Teater modern Mancanegara tersebut antara lain :
Opera 
Seni Opera ini merupakan bentuk karya seni mulai dari pementasan panggung yang dramatis hingga pentas musik. Pementasan Opera ini dinyanyikan dan bukan dituturkan. Sedangkan untuk pementasan sandiwara terdapat elemen- elemen seperti halnya atribut pakaian, akting dan pemandangan.
Para penyanyi dalam pertunjukan teater ini pada umumnya diiringi dengan iringan kecil dan orkes simfoni penuh. Peran mereka selama bermain disusun berdasarkan golongan suara para penyanyi Opera.
Penggolongan tersebut contohnya untuk para pria digolongkan suara tenor, bariton dan bas. Sedangkan untuk para penyanyi wanita disusun berdasarkan golongan penyanyi seperti sopran, mezzo-sopran dan kontralto.
Contoh Teater Modern Perkembangan dan Pertunjukan Teater Modern
Pertunjukan Opera
Dalam pementasan seni opera ini juga terdapat tidak terlepas dari seni lain seperti efek visual panggung, lukisan yang mendukung dalam panggung pementasan dan juga seni tari. Opera yang digubah Richard Wagner merupakan karya seni satu padu yang terkenal.
Kabaret
Apa itu Kabaret? Kabaret adalah pementasan seni yang berupa pertunjukan dari dunia barat dan terdapat hiburan seperti komedi, sandiwara, musik dan tari- tarian. Baca Seni Teater Pantomim.
Kabaret ini dipentaskan di kelab atau restoran dan penonton mengelilingi meja, dan tempat pertunjukan tersebut juga sering disebut dengan "kabaret".
Perubahan budaya kabaret terjadi perubahan besar pada abad ke 20 juga para penari Josephine Baker. Joao Francisco dos Santos yang merupakan waria yang berasal dari Brasil, Pertunjukan kabaret ketika itu menjadi beragam mulai dari satire politik hingga hiburan ringan yang diperkenalkan oleh master of ceremonies atau pembawa acara.
Contoh Teater Modern Perkembangan dan Pertunjukan Teater Modern
Cabaret Satire
Kabaret adalah istilah yang berasal dari kata Perancis yang digunakan untuk menyebut suatu ruangan atau bar. Melalui bahasa Belanda tengah cabret dan bahasa prancis Utara Kuno, camberette, dana kata bahasa latin akhir, camera yang maksud dari kata ini adalah "ruangan kecil".
Kabaret secara tradisional merupakan penampilan bentuk hiburan seperti penari dan penyanyi yang menghibur para klienya  liar dan kasar. Kabaret ini juga lebih merujuk Ke Bordil gaya Mediterania
 
SUMBER : .http://tempolagu.blogspot.co.id/2016/03/contoh-teater-modern-perkembangan-dan.html
Share:

23. JENIS TEATER TRADISIONAL


11 Jenis Teater Tradisional Indonesia atau Nusantara


1. Lenong
Lenong merupakan teater tradisional Betawi. Ada dua bentuk
Lenong; Lenong Denes dan Lenong Preman. Tontonan Lenong
Denes (yang lakonnya tentang raja-raja dan pangeran), sekarang
sudah jarang kita jumpai, karena hampir tidak ada penerusnya.
Pertunjukan lenong Preman (yang lakonnya tentang rakyat jelata),
seperti yang kita kenal sekarang, pada mulanya, dimainkan
semalam suntuk. Karena jaman berkembang dan tuntutan
keadaan, maka terjadi perubahan-perubahan. Bersamaan dengan
diresmikannya Pusat Kesenian Jakarta- Taman Ismail Marzuki,
lenong yang tadinya hanya dimainkan di kampung-kampung,
oleh SM. Ardan, dibawa ke Taman Ismail Marzuki, tapi waktu
pertunjukannya diperpendek menjadi satu atau dua setengah
jam saja.
Teater tradisional Betawi yang lain; Topeng Betawi, Topeng
Blantek dan Jipeng (Jinong).
•  Lenong menggunakan musik Gambang Kromong
•  Topeng Betawi menggunakan musik Tabuhan Topeng Akar
•  Topeng Blantek menggunakan musik Tabuhan Rebana Biang
•  Jipeng atau Jinong menggunakan musik Tanjidor
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Betawi. Berdasarkan
sejarahnya, Lenong mendapat pengaruh dari teater Bangsawan.

11 Jenis Teater Tradisional Indonesia atau Nusantara


2. Longser
Salah satu teater tradisional di Jawa Barat disebut Longser.
Ada yang berpendapat, bahwa kata Longser berasal dari kata
Melong (melihat) dan seredet (tergugah). Diartikan bahwa siapa
yang melihat (menonton) pertunjukan hatinya akan tergugah.
Sebagaimana dengan tontonan teater tradisional yang lain,
tontonan Longser juga bersifat hiburan. Sederhana, jenaka dan
menghibur.
Tontonan Longser bisa diselenggarakan di mana saja, karena
tanpa dekorasi yang rumit. Dan penonton bisa menyaksikannya
dengan duduk melingkar.

11 Jenis Teater Tradisional Indonesia atau Nusantara


3. Ketoprak
Teater Tradisional yang paling populeh di Jawa Tengah adalah
Ketoprak. Pada mulanya Ketoprak hanyalah permainan orang-
orang desa yang sedang menghibur diri dengan menabuh lesung
di bulan Purnama, yang disebut gejogan. Pada perkembangannya
menjadi suatu bentuk tontonan teater tradisional yang lengkap.
Semula disebut ketoprak lesung, kemudian dengan
dimasukkannya musik gendang, terbang, suling, nyanyian dan
lakon yang menggambarkan kehidupan rakyat di pedesaan, maka
lengkaplah Ketoprak sebagaimana yang kita kenal sekarang, yang
pertama kali dipentaskan sekitar tahun 1909.

11 Jenis Teater Tradisional Indonesia atau Nusantara


4. Ludruk
Ludruk merupakan teater tradisional Jawa Timur
yang bersifat kerakyatan. Asal-muasalnya dari Jombang.
Menggunakan bahasa Jawa dialek Jawa Timuran. Pada
perkembangannya, Ludruk menyebar ke daerah-daerah di
sebelah barat, karesidenan Madiun, Kediri hingga ke Jawa
Tengah. Pada tontonan Ludruk, semua perwatakan dimainkan
oleh laki-laki.



Cerita yang dilakonkan biasanya tentang sketsa kehidupan
rakyat atau masyarakat, yang dibumbui dengan perjuangan
melawan penindasan. Unsur parikan di dalam Ludruk
pengaruhnya sangat besar. Misalnya, parikan yang dilantunkan
oleh Cak Durasim di zaman penjajahan Jepang, yang membuat
Cak Durasim berurusan dengan kempetei Jepang. Begini bunyi
parikan itu:
“Pagupon omahe doro
melok Nipon tambah soro”
Yang artinya, kira-kira begini: (Pagupon rumahnya burung
dara Ikut Nipon (Jepang) tambah sengsara).

5. Arja
di Bali cukup banyak bentuk teater tradisional. Di antara
yang banyak itu, salah satunya adalah Arja. Arja juga merupakan
teater tradisional Bali yang bersifat kerakyatan. Penekanan pada
nontonan Arja adalah tarian dan nyanyian. Pada awalnya tontonan
Arja dimainkan oleh laki-laki, tapi pada perkembangannya lebih
banyak pemain wanita, karena penekanannya pada tari.
Arja umumnya mengambil lakon dari Gambuh, yaitu; yang
bertolak dari cerita Gambuh. Namun pada perkembangannya
dimainkan juga lakon dari Ramayana dan Mahabharata. Tokoh-
tokoh yang muncul dalam Arja adalah Melung (Inye, Condong)
pelayan wanita, Galuh atau Sari, Raja Putri, Limbur atau Prameswari,
mantri dan lain sebagainya.



6. Kemidi Rudat



kebudayaan Melayu. Irama musiknya pun bernuansa Melayu.
Dengan instrumen musik rebana, tambur, biola dan gamelan.
Bahkan lakon-lakonnya pun bersumber dari cerita Melayu lama
dan dialognya diucapkan dalam bahasa Melayu.

7. Kondobuleng



Kondobuleng merupakan teater tradisional yang berasal dari
suku Bugis, Makassar. Kondobuleng berasal dari kata kondo (bangau)
dan buleng (putih). Kondobuleng berarti bangau putih. Tontonan
Kondobuleng ini mempunyai makna simbolis. Sebagaimana teater
tradisional umumnya, tontonan Kondobuleng juga dimainkan secara
spontan. Ceritanya simbolik, tentang manusia dan burung bangau.
Dan dimainkan dengan gaya lelucon, banyolan yang dipadukan
dengan gerak stilisasi. Yang unik dari tontonan ini adalah tidak
adanya batas antara karakter dengan properti yang berlangsung
pada adegan tertentu. Mereka pelaku, tapi pada adegan yang sama
mereka adalah perahu yang sedang mengarungi samudera. Tapi
pada saat itu pula mereka adalah juga penumpangnya.

8. Dulmuluk
Dulmuluk adalah teater tradisional yang berasal dari Palembang,
Sumatera Selatan. Nama dulmuluk diambil dari nama tokoh cerita
yang terdapat dalam Hikayat Abdoel Moeloek. Teater tradisional
Dulmuluk ini juga dikenal dengan sebutan Teater Indra Bangsawan.
Tontonan Dulmuluk ini juga menggunakan sarana tari, nyanyi
dan drama sebagai bentuk ungkapannya, dan musik merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari tontonan, karena pemain juga
menyanyikan dialog-dialognya.
Humor dan banyolan sangat dominan dalam tontonan
Dulmuluk, yang memadukan unsur-unsur tari, nyanyi dan drama ini.



9. Randai
Teater Tradisional Randai yang berasal dari Minangkabau,
Sumatera Barat ini bertolak dari sastra lisan yang disebut kaba
(yang artinya “cerita”). Kaba yang berbentuk gurindam dan pantun
didendangkan dengan iringan saluang, rabab, bansi dan rebana.
Tontonan berlangsung dalam pola melingkar berdasarkan gerak-
gerak tari yang bertolak dari silat. Gerak-gerak silat ini disebut
gelombang. Cerita-cerita yang digarap menjadi tontonan adalah
cerita-cerita lisan berupa legenda dan dongeng yang cukup popular
di tengah masyarakat.
Randai adalah tontonan yang menggabungkan musik, nyanyian
tari, drama dan seni bela-diri silat. Umumnya dipertontonkan
dalam rangka upacara adat atau festival.



10.Makyong
Teater tradisional makyong berasal dari pulau Mantang, salah
satu pulau di daerah Riau. Pada mulanya tontonan makyong
berupa tarian dan nyanyian, tapi pada perkembangannya kemudian
dimainkan cerita-cerita rakyat, legenda-legenda dan cerita-cerita
kerajaan. Makyong juga digemari oleh para bangsawan dan para
sultan, sehingga sering dipertontonkan di istana-istana.
Tontonan Makyong diawali dengan upacara yang dipimpin
oleh seorang panjak (pawang) agar semua yang terlibat dalam
persembahan diberi keselamatan. Unsur humor, tari, nyanyi dan
musik mendominasi tontonan.
Tidak seperti tontonan teater tradisional yang lain, dimana
umumnya dimainkan oleh laki-laki, pada tontonan Makyong yang
mendominasi justru perempuan. Kalau pemain laki-laki muncul,
mereka selalu memakai topeng, sementara pemain wanita tidak
memakai topeng.
Cerita lakon yang dimainkan berasal dari sastra lisan berupa
dongeng dan legenda yang sudah dikenal oleh masyarakat.



11.Mamanda
Teater Tradisional Mamanda berasal dari Banjarmasin,
Kalimantan Selatan. Tahun 1897, datanglah rombongan Bangsawan
Malaka ke Banjar Masin, yang ceritanya bersumber dari syair Abdoel
Moeloek. Meskipun masyarakat Banjar sudah mengenal wayang,
topeng, joget, Hadrah, Rudat, Japin, tapi rombongan Bangsawan
ini mendapat tempat tersendiri di masyarakat.
Pada perkembangannya nama Bangsawan merubah menjadi
Badamuluk. Dan berkembang lagi menjadi Bamanda atau mamanda.
Kata Mamanda berasal dari kata “mama” berarti paman atau
pakcik dan “nda” berarti “yang terhormat”. Mamanda berarti
“Paman yang terhormat”. Struktur dan perwatakan pada tontonan
Mamanda sampai sekarang tidak berubah. Yang berubah hanyalah
tata busana, tata musik dan ekspresi artistiknya.
SUMBER : http://bondowoso-jawa.blogspot.co.id/2014/09/11-jenis-teater-tradisional-indonesia-nusantara.html
Share:

22. SENI TEATER

Pengertian, Fungsi, Unsur, dan Jenis Seni Teater


A. PENGERTIAN SENI TEATER
Dalam sejarahnya, kata “Teater”  berasal dari bahasa Inggris theater  atau  theatre,  bahasa Perancis  théâtre  dan dari bahasa Yunani theatron (θέατρον). Secara etimologis, kata “teater” dapat diartikan sebagai tempat atau gedung pertunjukan. Sedangkan secara istilah kata teater diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan di atas pentas  untuk konsumsi penikmat.
Selain itu, istilah teater dapat diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Teater  dalam  arti sempit dideskripsikan  sebagai sebuah drama  (perjalanan hidup seseorang  yang dipertunjukkan  di  atas  pentas,  disaksikan  banyak orang  dan  berdasarkan atas  naskah  yang tertulis). Sedangkan dalam arti luas, teater adalah segala adegan peran yang dipertunjukkan di depan orang  banyak, seperti ketoprak, ludruk, wayang, sintren, janger, mamanda, dagelan, sulap, akrobat, dan lain sebagainya.
Dalam perkembangannya, istilah teater selalu dikaitkan dengan kata drama. Hubungan kata “teater” dan “drama” bersandingan sedemikian erat yang pada prinsipnya keduanya merupakan istilah yang berbeda. Drama merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani Kuno “draomai” yang berarti bertindak atau berbuat dan dalam bahasa Perancis “drame” menjelaskan tingkah laku kehidupan kelas menengah.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa istilah “teater” berkaitan langsung dengan pertunjukan, sedangkan “drama” berkaitan dengan peran atau naskah cerita yang akan dipentaskan. Jadi, teater adalah visualisasi dari drama atau drama yang dipentaskan di atas panggung dan disaksikan oleh penonton. Dengan kata lain drama merupakan bagian atau salah satu unsur dari teater.
B. FUNGSI SENI TEATER
Peranan seni teater  telah mengalami  pergeseran seiring dengan berkembangnya teknologi. Seni teater tidak hanya dijadikan sebagai sarana upacara maupun hiburan, namun juga sebagai sarana pendidikan. Sebagai  seni,  teater  tidak hanya menjadi konsumsi masyarakat sebagai hiburan semata, namun juga berperan dalam nilai afektif masyarakat. Adapun beberapa fungsi seni teater, diantaranya meliputi:
1. Teater sebagai Sarana Upacara
Pada awal munculnya, teater hadir sebagai sarana upacara persembahan kepada dewa Dyonesos dan upacara pesta untuk dewa Apollo. Teater  yang berfungsi  untuk  kepentingan  upacara  tidak  membutuhkan  penonton karena penontonnya adalah bagian dari peserta upacara itu sendiri.
Di Indonesia seni teater yang dijadikan sebagai sarana upacara dikenal dengan istilah teater  tradisional.
2. Teater sebagai Media Ekspresi
Teater merupakan salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada laku dan dialog. Berbeda dengan seni musik yang mengedepankan aspek suara dan seni tari yang menekankan pada keselarasan gerak dan irama. Dalam praktiknya, Seniman teater akan mengekspresikan seninya dalam bentuk gerakan tubuh dan ucapan-ucapan.
3. Teater sebagai Media Hiburan
Dalam perannya sebagai sarana hiburan, sebelum pementasannya sebuah teater itu harus dengan persiapkan dengan usaha yang maksimal.  Sehingga harapannya penonton akan terhibur  dengan pertunjukan yang digelar.
4. Teater sebagai Media Pendidikan
Teater adalah seni kolektif, dalam artian teater tidak dikerjakan secara individual. Melainkan untuk mewujudkannya diperlukan kerja tim yang harmonis. Jika suatu teater dipentaskan  diharapkan pesan-pesan yang ingin diutarakan penulis dan pemain tersampaikan kepada penonton. Melalui pertunjukan biasanya manusia akan lebih mudah mengerti nilai baik buruk kehidupan dibandingkan hanya membaca lewat sebuah cerita.
C. UNSUR – UNSUR SENI TEATER
Unsur-unsur yang terdapat dalam seni teater dibedakan menjadi dua, antara lain:
1. Unsur Internal
Unsur internal merupakan unsur yang menyangkut tentang bagaimana keberlangsungan pementasan suatu  teater. Tanpa unsur internal internal tidak akan ada suatu pementasan teater. Oleh karena itu, unsur internal dikatakan sebagai jantungnya sebuah pementasan teater. Unsur internal, meliputi:
1a. Naskah atau Skenario
Naskah atau Skenario berisi kisah dengan nama tokoh dan dialog nantinya akan dipentaskan. Naskah menjadi salah satu penunjang yang menyatukan berbagai macam unsur yang ada yaitu pentas, pemain, kostum dan sutradara.
1b. Pemain
Pemain  merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam sebuah pertunjukan teater. Pemain berperan dalam menghasilkan beberapa unsur lain, seperti unsur suara dan gerak. Ada  tiga  jenis  pemain, yaitu peran utama (protagonis/antagonis), peran pembantu dan peran tambahan atau figuran. Dalam film atau sinetron, pemain biasanya disebut Aktris untuk perempuan, dan Aktor untuk laki-laki.
1c. Sutradara
Sutradara merupakan salah satu unsur yang paling sentral, karena sutradara adalah orang yang memimpin dan mengatur sebuah teknik pembuatan atau pementasan teater. Sutradara menjadi otak dari jalannya suatu cerita, misalnya mengarahkan para aktor, membedah naskah, menciptakan ide-ide tentang pentas yang akan digunakan dan lain-lain.
1d. Pentas
Pentas adalah salah satu unsur yang mampu menghadirkan nilai estetika dari sebuah pertunjukan. Selain itu, pentas menjadi  unsur penunjang pertunjukkan yang di dalamnya terdapat properti, tata lampu, dan beberapa dekorasi lain yang berkenaan dengan pentas.
1e. Properti
Properti  merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan teater, seperti kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, dan lain sebagainya.
1f. Penataan
Seluruh pekerja yang terkait dengan pementasan teater, antara lain:
  • Tata Rias  adalah cara mendandani pemain dalam memerankan tokoh teater agar lebih sesuai dengan karakter yang akan diperankan;
  • Tata  Busana  adalah  pengaturan  pakaian  pemain  agar  mendukung  keadaan  yang menghendaki. Contohnya pakaian yang dikenakan anak sekolahan tentu akan berbeda denga pakaian harian yang dikenakan pembantu rumah tangga;
  • Tata Lampu adalah pencahayaan dipanggung;
  • Tata Suara adalah pengaturan pengeras suara.

2. Unsur Eksternal
Unsur eksternal adalah unsur yang mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal yang dibutuhkan dalam sebuah pementasan. Unsur eksternal diantaranya, yaitu

2a. Staf Produksi
Staf produksi adalah sekelompok tim atau individual yang berkenaan dengan pimpinan produksi sampai semua bagian yang ada di bawahnya. Adapun tugas masing-masing dari mereka adalah sebagai berikut:
  • Produser/ pimpinan produksi
  • Mengurus semua hal tentang produksi;
  • Menetapkan personal (petugas), anggaran biaya, fasilitas, program kerja dan lain sebagainya.

2b. Sutradara/ derektor
  • Pembawa sekaligus pengarah jalannya naskah;
  • Koordinator semua pelaksanaan yang menyangkut pementasan;
  • Mencari dan menyiapkan aktor;
  • Menyiapkan make up dan juga men-setting segala sesuatu yang dipegang oleh bagian desainer beserta kru.

2c. Stage manager
  • Pemimpin dan penanggung jawab panggung;
  • Membantu sutradara.

2d. Desainer
Menyiapkan semua aspek visual yang menyangkut setting tempat atau suasana, properti atau perlengkapan pementasan, kostum, tata lampu dan pencahayaan, serta perlengkapan lain (seperti: audio).
2e. Crew
Crew merupakan pemegang divisi dari setiap sub yang dipegang bagian desainer, diantaranya:
  • Bagian pentas/tempat;
  • Bagian tata lampu (lighting);
  • Bagian perlengkapan dan tata musik;

D. JENIS JENIS SENI TEATER
1. Teater Boneka
Pertunjukan boneka telah dilakukan sejak Zaman Kuno. Sisa  peninggalannya ditemukan di makam-makam India Kuno, Mesir, dan Yunani. Boneka sering dipakai untuk menceritakan legenda atau kisah-kisah yang bersifat religius (keagamaan). Berbagai jenis boneka dimainkan dengan cara yang berbeda. Boneka tangan dipakai di tangan sementara boneka tongkat  digerakkan dengan tongkat yang dipegang dari bawah. Marionette atau boneka tali, digerakkan dengan cara menggerakkan kayu silang tempat tali boneka diikatkan.

Selain itu, contoh teater boneka yang cukup populer ialah pertujukan wayang kulit. Dalam pertunjukan wayang kulit, wayang dimainkan di belakang layar tipis dan sinar lampu menciptakan bayangan wayang di layar. Penonton wanita duduk di depan layar, menonton bayangan tersebut. Penonton pria duduk di belakang layar dan menonton wayang secara langsung.

Beralih ke luar negeri, pertujukan Boneka Bunraku dari Jepang mampu melakukan banyak sekali gerakan sehingga diperlukan tiga dalang untuk menggerakkannya. Dalang berpakaian hitam dan duduk persis di depan penonton. Dalang utama mengendalikan kepala dan lengan kanan. Para pencerita bernyanyi dan melantunkan kisahnya.
TEATER BONEKA
TEATER WAYANG KULIT
2. Drama Musikal
Drama musikal merupakan pertunjukan teater yang menggabungkan seni tari, musik, dan seni peran. Drama musikal lebih mengedepankan tiga unsur tersebut dibandingkan dialog para pemainnya. Kualitas pemainnya tidak hanya dinilai pada penghayatan karakter melalui untaian kalimat yang diucapkan tetapi juga melalui keharmonisan lagu dan gerak tari. Disebut drama musikal karena dalam pertunjukannya yang menjadi latar belakangnya merupakan kombinasi antara gerak tari, alunan musik, dan tata pentas. Drama musikal yang cukup tersohor ialah kabaret dan opera. Perbedaan keduanya terletak pada jenis musik yang digunakan. Dalam opera, dialog para tokoh dinyanyikan dengan iringan musik orkestra dan lagu yang dinyanyikan disebut seriosa. Sedangkan dalam drama musikal kabaret, jenis musik dan lagu yang dinyanyikan bebas dan biasa saja.
PEMENTASAN DRAMA MUSIKAL
3. Teater Dramatik
Istilah dramatik digunakan untuk menyebut pertunjukan teater yang berdasarkan pada dramatika lakon yang dipentaskan. Dalam teater dramatik, perubahan karakter secara psikologis sangat diperhatikan. Situasi cerita dan latar belakang kejadian dibuat sedetil mungkin. Rangkaian cerita dalam teater dramatik mengikuti alur plot dengan ketat. Fokus pertujukan teater dramatik ialah menarik minat dan rasa penonton terhadap situasi cerita yang disajikan. Dalam teater dramatik, laku aksi pemain sangat ditonjolkan. Satu peristiwa berkaitan dengan peristiwa lain hingga membentuk keseluruhan cerita. Karakter yang disajikan di atas pentas adalah karakter tanpa improvisatoris. Teater dramatik mencoba mementaskan cerita seperti halnya realita.
TEATER DRAMATIK
4. Teatrikalisasi Puisi
Teatrikalisasi puisi merupakan pertunjukan teater yang dibuat berdasarkan karya sastra puisi. Karya puisi yang biasanya hanya dibacakan, dalam teatrikal puisi dicoba untuk diperankan di atas pentas. Karena bahan dasarnya adalah puisi maka teatrikalisasi puisi lebih mengedepankan estetika puitik di atas pentas. Gaya akting para pemain biasanya bersifat teatrikal. Tata panggung dan blocking dirancang sedemikian rupa untuk menegaskan makna puisi yang dimaksud.
Teatrikalisasi puisi memberikan kesempatan bagi seniman untuk mengekspresikan kreativitasnya dalam menerjemahkan makna puisi ke dalam tampilan lakon dan tata artistik di atas pentas.
TEATRIKALISASI PUISI
5. Teater Gerak
Teater gerak merupakan pertunjukan teater dengan unsur utamanya adalah gerak dan ekspresi wajah pemainnya. Dalam pementasannya, penggunaan dialog sangat minimal atau bahkan dihilangkan seperti dalam pertunjukan pantomim klasik. Seiring perkembangannya, pemain teater dapat bebas bergerak mengikuti suasana hati (untuk karakter tertentu) bahkan lepas dari karakter tokoh dasarnya untuk menarik minat penikmat. Dari kebebasan ekspresi gerak inilah gagasan mementaskan pertunjukan dengan berbasis gerak secara mandiri muncul.
Teater gerak yang paling populer dan bertahan sampai saat ini  adalah pantomim. Sebagai sebuah pertunjukan yang sunyi karena tidak menggunakan suara, pantomim mencoba mengungkapkan ekspresinya melalui tingkah laku gerak dan mimik para pemainnya. Makna pesan yang hendak direalisasikan dipertunjukkan dalam bentuk gerak.












SUMBER : http://www.softilmu.com/2015/11/Pengertian-Fungsi-Unsur-Jenis-Macam-Seni-Teater-Adalah.html
Share:

21. SENI PATUNG DAN PENGERTIAN, FUNGSI, BENTUK, TEKNIK

“Seni Patung” Pengertian & ( Jenis – Fungsi – Bentuk – Teknik )

GuruPendidikan.Com – Untuk kali ini kami akan memberikan informasi mengenai seni patung yang dalam hal ini mengulas pengertian, jenis, bentuk dan tekniknya, nah agar dapat lebih mengerti dan memahaminya simak ulasan sebagai berikut ini.
"Seni Patung" Pengertian & ( Jenis - Fungsi - Bentuk - Teknik )

Pengertian Seni Patung

Dalam hal ini menurut bentuknya, patung merupakan salah satu karya seni rupa tiga dimensi. Sebab, patung memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi (volume) serta dapat dinikmati dari segala arah.
Pada umumnya, patung diciptakan untuk memenuhi kebutuhan batin atau dinikmati keindahannya saja. Dengan kata lain patung menurt fungsinya masuk dalam ketegori karya seni rupa murni.
Untuk di Indonesia sendiri kerajinan patung sudah ada sejal dulu dan berkembang sampai sekarang, jenis dan bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan patung-pun beragam, baik dari bahan lunak “seperti kayu, tanah liat, semen” maupun bahan keras “seperti batu dan logam”. Untuk bentuknya pun sangat beragam seperti bentuk manusia, bentuk hewan dan tumbuhan atau bentuk lain hasil modifikasi.

Jenis-Jenis Patung

Jenis Patung Dilihat Dari Cara Pembuatannya

  • Arca merupakan patung dengan bentuk makhluk hidup seperti manusia dan binatang.
  • Relief merupakan karya seni patung yang hanya bisa dinikmati dari arah depan karena terletak pada dinding.

Jenis Patung Dilihat Dari Posisinya

  • Patung Free Standing, merupakan jenis patung yang berdiri tegak.
  • Patung Zonde merupakan jenis patung yang utuh dalam posisi yang beragam seperti duduk, jongkok, tidur, berdiri dan lain-lain.
  • Patung Boss merupakan patung setengah badan.
  • Patung Tarso merupakan patung yang dibuat hanya bagian-bagian tertentu atau sebagian tubuhnya saja.

Jenis Patung Dilihat Dari Fungsinya

  • Patung Monumen (patung memorial) merupakan patung yang berfungsi sebagai peringatan terhadap seorang tokoh atau suatu peristiwa sejarah.
  • Patung sebagai Lambang Pemujaan (Sakral) merupakan patung yang digunakan sebagai lambang pemujaan dalam acara keagamaan atau sebagai media peribadatan.
  • Patung Miniatur merupakan patung tiruan suatu bangunan atau arca dalam ukuran kecil.
  • Patung Dekorasi merupakan patung yang berfungsi untuk keindahan (menghias) di dalam maupun di luar ruangan.

Teknik Pembuatan Patung

  • Teknik Butsir merupakan cara membuat patung dari bahan lunak (tanah liat, gips malam) dengan mengurangi dan atau menambah bagian-bagiannya.
  • Teknik Pahat merupakan cara pembuatan patung dari bahan keras (kayu, tulang, batu, gips yang mengeras) dengan mengurangi bagian yang tidak diperlukan.
  • Teknik Merakit merupakan pembuatan patung dengan cara merangkai bahan serta menghubungkannya “bahan-bahan yang telah rusak” seperti pada permainan puzzle.
  • Teknik Cetak atau Cor merupakan cara pembuatan patung dengan memanaskan logam hingga mencair kemudian dituangkan dalam cetakan.
  • Teknik Membentuk “dibentuk” merupakan teknik yang dilakukan dengan cara membentuk sedikit demi sedikit atau bertahap sehingga tercipta patung yang kita inginkan.
  • Teknik Modelling merupakan teknik pembuatan patung dengan cara membuat model terlebih dahulu.

Alat Untuk Membuat Patung Berdasarkan Bahan Yang Digunakan

  • Pembuatan patung berbahan tanah liat memerlukan butsir dan sudip untuk mengambil dan menambal atau menambahkan bahan serta menghaluskan permukaan yang sulit dijangkau secara langsung oleh tangan.
  • Patung berbahan kayu dalam pembuatannya memerlukan pisau, kapak, martil, gergaji serta ampelas.
  • Patung dari bahan batu alat yang digunakan berupa pahat baja, martil besi, gurinda “Grenda”.
  • Patung cetak dari bahan logam alat yang digunakan ialah kompor pengecor, alat cetak dan gurinda.
  • Patung pahat dari bahan logam “berupa plat” alat yang diperlukan berupa martil, tatah “patah” dan gurinda “grenda”.
  • Patung berbahan semen alat yang diperlukan pisau, martil dan tang.
SUMBER : http://www.gurupendidikan.com/seni-patung-pengertian-jenis-fungsi-bentuk-teknik/
Share:

Hi There, I am

Diberdayakan oleh Blogger.

About me

About Me

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

lagu

JOIN THE TEAM

Popular Posts

Popular Posts

Unordered List

Olaf the Snowman - Disney's Frozen

Pages

Theme Support